Awalnya kupikir aku membutuhkannya. Wajah, suara, dan senyumnya seperti anak pramuka yang seolah-olah berlari dan berkemah di dalam kepalaku. Tiap kalimat yang dia ucapkan seolah angin pagi yang menelisik dan membisik.
Ah, tidak. Aku tak membutuhkannya.
Masa lalu bukan untuk dilupakan. Tapi untuk dikenang.
Mungkin saat ini kami memilih untuk memisahkan langkah, tapi suatu saat nanti akan bertemu di satu tujuan yang kami sebut "masa depan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar